Sorong, Papua Barat Daya (ANTARA) - Pemerintah Kota Sorong, Papua Barat Daya, dan Bank Indonesia (BI) menghadirkan toko pangan sebagai upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dan sekaligus upaya mengendalikan inflasi di ibu kota Provinsi Papua Barat Daya.
Wakil Wali Kota Sorong Anshar Karim di Sorong, Selasa, mengatakan kehadiran toko pangan ini merupakan wujud dari komitmen pemerintah untuk menyediakan pangan dengan harga terjangkau dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan masyarakat
"Harga sembako yang ada di toko pangan ini tentunya lebih murah jika dibandingkan dengan harga pasar," jelasnya usai meresmikan toko pangan di halaman Kantor Wali Kota Sorong.
Menurut dia, hal ini merupakan bagian dari inovasi untuk menjaga kestabilan harga, mendukung UMKM lokal, serta memperkuat jaringan distribusi pangan yang merata di seluruh wilayah Kota Sorong.
Dia juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan toko pangan ini sebagai bagian dari upaya bersama menjaga stabilitas ekonomi keluarga, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat Setian menjelaskan kehadiran toko pangan di Kota Sorong merupakan salah satu program strategis untuk pengendalian inflasi wilayah ini.
Menurut dia, terkait dengan pengendalian inflasi, terdapat 4K yakni ketersediaan pasokan yang selalu dijaga agar pasokan pangan tetap tersedia.
"Kalau pasokan tidak tersedia otomatis dengan permintaan yang sama, maka harga akan naik," ungkap Setian.
Kemudian, keterjangkauan harga yang harus disesuaikan dengan permintaan pasokan pangan di setiap daerah.
"Setelah pasokan ada, kalau permintaan meningkat biasanya pedagang cenderung menaikkan harga. Akibatnya, harga semakin naik dan tidak terjangkau oleh masyarakat yang menengah ke bawah," kata Setian.
Ketiga, kelancaran distribusi pasokan pangan. "Kalau ketersediaan pangan di daerah produsen ada, tetapi kelancaran distribusinya terhambat dan komoditas tidak bisa diangkut dari produsen ke konsumen bisa berdampak terhadap kenaikan harga," jelas Setian.
Dia mengatakan tujuan kehadiran toko pangan ini untuk menjaga kestabilan harga pasar di tengah kondisi inflasi.
"Utamanya adalah keterjangkauan harga, karena toko pangan ini bisa menjaga harga pangan tidak naik secara signifikan sehingga masyarakat bisa menjangkau harga pangan yang dibutuhkan," ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sorong, Papua Barat Daya mencatat pada Mei 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Kota Sorong sebesar 0,26 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,50.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,52 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,68 persen, kelompok kesehatan sebesar 4,56 persen, kelompok transportasi sebesar 3,14 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,09 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/ restoran sebesar 2,41 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,07 persen.