Sorong (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua Barat mengintensifkan pengawasan penyelundupan satwa di setiap pelabuhan dan bandara sebagai upaya untuk melindungi flora, fauna, dan benda langka agar tidak punah atau disalahgunakan.
Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat, Jhoni Santoso Silaban, di Sorong, Sabtu, mengatakan pengawasan ini tentunya menggandeng Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan (DLHKP) Provinsi Papua Barat Daya dan UPT Kementerian Kehutanan dengan membentuk pos pengawasan di setiap lokasi yang memungkinkan terjadinya penyelundupan seperti Bandara dan pelabuhan.
"Di bandara sudah ada pos dan petugas yang siap di sana, kemudian klaster perairan dan pulau-pulau kecil pun ada pengawasan dan pemukiman masyarakat juga ada pengawasan," jelasnya.
Dari pengawasan itu, pihaknya mampu menggagalkan 159 sampai 200 individu satwa yang akan diselundupkan.
Kemudian, satwa yang telah berhasil diamankan itu tidak langsung dilepasliarkan, tetapi masuk ke tahapan habituasi untuk mengembalikan habitatnya.
"Karena pada umumnya kondisi burung itu tidak, setelah itu baru kita lepaskan ke hutan," ujarnya.
Dia mengatakan, dalam rangkaian kegiatan menyemarakkan hari bakti rimbawan (HBR), sebanyak 30 ekor burung satwa endemik telah dilepasliarkan di Taman Wisata Alam Sorong, seperti kasturi kepala hitam, kakatua koki dan kanguru tanah.
"Sebenarnya satwa-satwa yang digagalkan penyelundupan ini bukan hanya dari Papua Barat Daya, tetapi banyak dari provinsi lain di Papua, hanya saja Pelabuhan Sorong dan Bandara DEO menjadi pintu keluar sehingga kita sering menggagalkan penyelundupan itu," ujarnya.
BKSDA Papua Barat intensifkan pengawasan penyelundupan satwa
Sabtu, 8 Maret 2025 12:07 WIB

Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat, Jhoni Santoso Silaban (ANTARA/Yuvensius Lasa Banafanu)