Sorong (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertanahan (DLHKP) Provinsi Papua Barat Daya melatih pemuda dari Suku Gemna, Nakna, Afsya, dan Yaben di Distrik Konda Kabupaten Sorong Selatan untuk melakukan patroli hutan adat berbasis Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART).
Kepala DLHKP Papua Barat Daya Julian Kelly Kambu di Sorong Sabtu menjelaskan, pelatihan ini sebagai bentuk nyata dari upaya pemberdayaan kehutanan dalam bingkai otonomi khusus di Tanah Papua.
“Hutan Adat bukan sekadar wilayah, tetapi warisan budaya dan kontribusi Papua Barat Daya untuk mitigasi perubahan iklim global,” jelasnya.
Dia menjelaskan, Sorong Selatan dikenal sebagai kawasan dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.
Dari total 654.900 hektare wilayah administratifnya, sekitar 497.522 hektare diklasifikasikan sebagai ekosistem alami bernilai tinggi.
Kajian tahun 2023 yang dilakukan oleh Konservasi Indonesia dan BBKSDA Papua Barat Daya mencatat keberadaan 416 jenis tumbuhan dan 372 spesies vertebrata, termasuk 58 mamalia, 280 burung, 36 reptil, dan 14 amfibia.
"Saya berharap kemajuan masyarakat Distrik Konda dalam mengelola hutan dapat mempercepat pengakuan resmi hutan adat oleh pemerintah pusat," harapnya.
Pelatihan ini digelar di Aula Bappeda Sorong Selatan dan diikuti oleh belasan kaum muda adat dari lima kampung di Distrik Konda, yakni Bariat, Manelek, Nakna, Konda, dan Wamargege serta dusun persiapan Onipia, Demen, dan Simora yang telah dan sedang dilaksanakan sejak 23 hingga 26 April 2025
Program ini terselenggara atas kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan (DLHKP) Papua Barat Daya dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat Daya, Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Maluku-Papua, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sorong Selatan, serta Konservasi Indonesia.
Materi yang diajarkan dalam peningkatan kapasitas ini mencakup sembilan topik penting, mulai dari kategorisasi temuan patroli, penggunaan tally sheet dan perangkat GPS, penginputan data ke aplikasi SMART, hingga praktik lapangan selama lebih dari 600 menit di hutan sekitar Kampung Bariat.
Pendiri Komunitas Pemuda Adat GENAYA (Gabungan sub-suku Gemna, Nakna, Afsya, dan Yaben) Yusup Maikel Sianggo mengaku bangga karena mendapat banyak manfaat dari keterlibatannya dalam kegiatan ini.
“Saya mengapresiasi dukungan dari pemerintah dan para mitra. Ilmu yang kami pelajari sangat berguna untuk menjaga hutan kami, karena hutan adalah hidup kami,” ujar Yusup.
Direktur Program Papua dari Konservasi Indonesia Roberth Mandosir, mengatakan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari program Kuatkan Adat, Sumber Daya Alam Lestari (KASUARI), yang mencakup 150.000 hektare kawasan hutan di Sorong Selatan.
"Ini untuk memastikan pengelolaan hutan dilakukan secara berkelanjutan," ujarnya.
Pemuda adat Distrik Konda ini tidak hanya belajar menjaga hutan, tapi sedang memimpin perubahan demi masa depan yang lestari bagi seluruh masyarakat adat distrik itu.
"Distrik Konda kini berdiri sebagai contoh nyata dari masyarakat adat yang menjadi garda terdepan dalam menjaga hutan dan melestarikan alam untuk generasi mendatang," katanya.
DLHKP latih pemuda Sorsel patroli hutan adat
Sabtu, 26 April 2025 15:51 WIB

Para pemuda adat Distrik Konda saat mengaplikasikan pelatihan dengan melakukan patroli hutan adat berbasis Spatial Monitoring and Reporting Tool di Sorong Selatan, Sabtu (26/4/2025). ANTARA/Yuvensius Lasa Banafanu.